Kenapa penulis katakan ini, karena kita percaya, karena kita yakin, karena kita mempercayai kata-kata nabi-nabi yang sebenarnya statusnya sama macam kita manusia juga, apakah penemuan para penemu asalnya juga dari realita, apakah sebelum mereka menemukan, punya angan-angan dahulu, mimpi terlebih dahulu? kok kenapa fiksi selalu menjadi anak bawang, padahal sebagian besar/mayoritas manusia Indonesia meyakini fiksi melalui agama masing-masing.
Ingat ini tidak perlu dikomentari, penulis tidak suka hihihi
SMP
(ini numpang ketawa loh, bukan komentar)
hihihiih
hihihihihihi
Lhah nyambung nggak nih?
Ah gua cuma ngedumel kok hehehehehehe……………………
maaf mas, saya akan tetap mengambil manfaatnya
hehehehe,
hihihi (ini gak termasuk komentar karna baru niat saja)
(bukan komentar ya… ini pertanyaan…
http://sosbud.kompasiana.com/2011/05/30/kebahagiaan-nyata-hipnotis-atau-racun-pikiran/
klo fiksi itu daru bu guru dan bapak guru
he he he btw anak bawang yang menjawab
( dengan tersenyum dan menundukan kepala )
smg sehat kbr mu bang