AE Pikir Or EA Pikir


13070663061116477593
Agama masa depan akan menjadi agama kosmik, Ini harus melampaui dewa pribadi dan menghindari dogma dan teologi. mencakup baik alam dan spiritual. Hal ini harus didasarkan pada rasa keagamaan yang timbul dari pengalaman segala sesuatu. Alam dan spiritual sebagai kesatuan yang berarti. Buddhisme menjawab deskripsi ini oleh AE. (ini contoh-contoh warna Israel hihihi).
Kosmik sesuatu yang berkaitan dengan alam semesta dan proses-proses alam yang terjadi di dalamnya.
Negeri ini hampir 100 persen penduduknya meyakini agama-agama sebagai tradisi  yang diwarisi dari para pendahulunya. Ajaran-ajaran wajib diikuti tanpa syarat yaitu tanpa memerlukan proses berfikir, cukup dilaksanakan saja. Apabila dilanggar maka lingkungan/keluargalah yang memberi sanksi, caci-maki-sumpah serapah-dikucilkan-diputus hubungan keluarga/lingkungan-dianggap sudah mati karena kebodohan, namun apabila ada dari lingkungan luar mendaftar menjadi bagian darinya maka puja-puji-bonus-bonus sisi agama-undangan-undangan-kesaksian-kesaksian akan menjadi berita sukacita.
Apabila seluruh umat menjadi satu ajaran agama di Indonesia ini khususnya, atau dunia, apa untungnya bagi pemilik ajaran agama yang dimasuki?, akankan memperoleh konpensasi nyata?, atau suatu bentuk semu atas keyakinan. Apakah memeluk suatu ajaran agama hanya untuk memperoleh keuntungan, bagaimana jika ada kerugian apakah mau untuk memeluknya?. Jika hanya satu ajaran agama di Indonesia terlebih dunia, apa pendapat saudara tentang hal ini?, apakah akan tercipta kerukunan?, sedangkan telah kita ketahui bersama bahwa masing-masing ajaran agama juga memiliki cabang-cabang.
Mengapa ajaran agama-agama menyediakan bonus-bonus, apakah agama dikondisikan sebagai barang dagangan, jika beli agama saya, dapat bonus lihat Tuhan; jika beli agama saya dapat bonus bidadari khayangan; jika beli agama saya dapat bonus kemakmuran; jika beli agama saya dapat bonus  menghabisi jiwa-jiwa sesat, dan bonus-bonus lain yang merangsang selera makan. Demikian pula sebaliknya akan dikenakan sanksi bila melakukan pelanggaran ajaran, yaitu sanksi fiksi.
Siapa biang keladi penulis dan penyiar ajaran-ajaran agama ini, tega-teganya ajaran-ajaran agama membiarkan agar para penganutnya menelan multi tafsir, merasa besar dengan kuantitas pengikut yang  mayoritas, merasa kecil dengan kuantitas pengikut yang sedikit, merasa berani dengan bendera paling benar, merasa pengecut bila paling benar tidak dibelanya. Pertanyaan yang konyol buat saya sendiri, bukankah manusia tidak mengenal salah dan benar?. Bukankah sebelum Adam dan Hawa memakan buah pelanggaran, mereka sama sekali tidak mengenal apa itu benar apa itu salah. Ilustrasi ini mungkin diumpamakan seperti di persimpangan jalan, kendaraan hilir mudik dari segala arah bertemu dipersimpangan saling menegok kiri kanan depan belakang, toh tetap bisa berjalan dan berjalan walaupun tidak dipasang rambu jalan (trafic), atau bolehkah saudara telanjang dimuka umum, tentu boleh-boleh saja, ilustrasinya seperti Adam dan Hawa sebelum mengenal salah dan benar hihihi, (porn star zaman batu).
Seperti kutipan ini (silahkan cari sendirilah):
Menulis menyediakan cara untuk memperluas memori manusia dengan pencetakan informasi ke media kurang berubah-ubah dari otak manusia. Namun, awal filsuf, seperti Plato, telah dicap menulis sebagai kerugian bagi akal manusia. Mereka berpendapat bahwa hal itu membuat otak malas dan mengurangi kapasitas memori. Memang benar bahwa budaya non-banyak menulis puisi-puisi panjang sering melewati dan proses dari generasi ke generasi tanpa perubahan apapun, dan budaya menulis tidak bisa melakukan itu. Tetapi menulis adalah sebuah penemuan yang sangat berguna untuk budaya tinggi populasi kompleks dan menulis digunakan untuk pencatatan dengan benar menghitung produk pertanian, untuk menjaga kalender untuk menanam tanaman pada waktu yang tepat. Dan menulis digunakan untuk tujuan agama (ramalan dan berkomunikasi dengan dunia supranatural) dan fungsi sosial-politik (memperkuat kekuatan elit penguasa).
Segitu dulu yach, banyak-banyak dikira jual kecap dan jual bajakan/copas lagi hihihi
Oh ya, mengenai hubungan AE dengan EA dan penulis sendiri, yaitu sama-sama berfikir.
SMP

  • Menarik untuk didiskusikan Bang….
    Proses pikir menurutku adalah mikroskopik
    Proses intuisi dan keyakinan adalah makroskopik…
    Salam Warna Biru…. hehehehehe
  • penguraian partikel melalui proses pikir akan menuntun kesadaran akan keyakinan, Salam Penghijauan bp. Dosen, hihihi
  • hmmm….saya kok merasa di nuansa new age movement membaca tulisan ini…hehhehe…
    at least, mempercerah pemikiranku
    met hari minggu bang Ucok Gbu
  • Inilah waktunya meningkatkan paradigma kepercayaan masyarakat utk bangun dari mimpi panjang. GBU Hilda
    REP | 05 June 2011 | 12:00 101 4 2 dari 3 Kompasianer menilai bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar